A.
SURAT AL-A’LA AYAT 16-17
بَلْ تُؤْثِرُونَ
الْحَيَاةَ الدُّنْيَا ﴿١٦﴾ وَالْآخِرَةُ خَيْرٌ وَأَبْقَى ﴿١٧﴾
Terjemahan:
“Sedangkan
kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan dunia, (16) Padahal kehidupan
akhirat itu lebih baik dan lebih kekal. (17)”
Allah
Ta’ala berfirman, “tetapi kamu memilih kehidupan duniawi.” Yaitu, kamu lebih
mementingkan kehidupan dunia daripada kehidupan akhirat dan kamu tampakkan
sikap kamu itu dalam merangkul semua yang dapat memmberikan manfaaat dan
kemaslahatn di dunia ini saja. “Sedang kehidupan akhirat itu adalah lebih baik
dan lebih kekal,” yaitu pahala Allah di akhirat itu lebih baik daripada dunia,
dan lebih kekal karena dunia itu akan hilang, sedangkan akhirat itu akan kekal
abadi.
Maka
bagimanakah seseorang yang berakal lebih mementingkan sesuatu yang akan lenyap
daripada sesuatu yang kekal abadi? Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Abu Musa Al Asy’ari bahwa Rasulullah SAW
bersabda: “Barang siapa yang mencintai dunianya, dia akan menyengsarakan
akhiratnya. Barang siapa yang sangat mencintai akhirat, ia akan menyengsarakan
kehidupan dunianya. Maka utamakanlah yang lebih kekal daripada yang akan
lenyap.” (Hadits riwayat Imam Ahmad).
B.
SURAT QAF AYAT 21-22
Terjemahan:
“Dan datanglah tiap-tiap diri, bersama dengan dia seorang
malaikat penggiring dan seorang malaikat penyaksi. (21) Sesungguhnya kamu
berada dalam keadaan lalai dari (hal) ini, maka Kami singkapkan daripadamu
tutup (yang menutupi) matamu, maka penglihatanmu pada hari itu amat tajam.
(22)”
Tafsir:
“Dan datanglah tiap-tiap diri, bersama dengan dia seorang
malaikat penggiring dan seorang malaikat penyaksi.” Yaitu, malaikat yang akan
menggiringnya ke padang mahsyar dan
malikat yang akan menjadi saksi terhadap semua amalannya. Inilah pengertian
yang diambil dari zahir ayat. Pengertian ini pula yang dipilih oleh Ibnu Jarir.
Telah diriwayatkan bahwa Yahya bin Rafi’ budak Tsaqif, berkata, “ aku mendengar
Utsman bin Affan berkhutbah, kemudian membacakan ayat ini, ‘dan datanglah tiap-tiap diri, bersama dengan dia seorang
malaikat penggiring dan seorang malaikat penyaksi.’ Utsman mengatakan bahwa
malaikat penggiring itu akan menggiring manusia kepada Allah SWT dan malaikat
penyaksi akan bersaksi terhadap jiwa itu tentang apa yang telah dia perbuat.”
Hal ini pula yang dikatakan oleh Mujahid, Qatadah, dan Ibnu Zaid.
C.
SURAT YASIN AYAT 78-83
وَضَرَبَ لَنَا
مَثَلاً وَنَسِيَ خَلْقَهُ قَالَ مَنْ يُحْيِي الْعِظَامَ وَهِيَ رَمِيمٌ ﴿٧٨﴾
قُلْ يُحْيِيهَا الَّذِي أَنشَأَهَا أَوَّلَ مَرَّةٍ وَهُوَ بِكُلِّ خَلْقٍ
عَلِيمٌ ﴿٧٩﴾ الَّذِي جَعَلَ لَكُم مِّنَ الشَّجَرِ الْأَخْضَرِ نَاراً فَإِذَا
أَنتُم مِّنْهُ تُوقِدُونَ ﴿٨٠﴾ أَوَلَيْسَ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ
وَالْأَرْضَ بِقَادِرٍ عَلَى أَنْ يَخْلُقَ مِثْلَهُم بَلَى وَهُوَ الْخَلَّاقُ
الْعَلِيمُ ﴿٨١﴾
بِيَدِهِ لَّذِيا فَسُبْحَانَ (٨٢) فَيَكُونُ كُنْ لَهُ يَقُولَ أَنْ شَيْئًا أَرَادَ إِذَا أَمْرُهُ إِنَّمَا
(٨٣)تُرْجَعُونَ وَإِلَيْهِ شَيْءٍ كُلِّ مَلَكُوتُ
Terjemahan:
“ 78. Dan dia
membuat perumpamaan bagi Kami; dan dia lupa kepada kejadiannya; ia berkata:
"Siapakah yang dapat menghidupkan tulang belulang, yang telah hancur
luluh?"
79. Katakanlah:
"Ia akan dihidupkan oleh Tuhan yang menciptakannya kali yang pertama. Dan
Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk,
80. yaitu Tuhan
yang menjadikan untukmu api dari kayu yang hijau, maka tiba-tiba kamu nyalakan
(api) dari kayu itu."
81. Dan
tidakkah Tuhan yang menciptakan langit dan bumi itu berkuasa menciptakan
kembali jasad-jasad mereka yang sudah hancur itu? Benar, Dia berkuasa. Dan
Dialah Maha Pencipta lagi Maha Mengetahui.
82. Sesungguhnya
perintah-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya:
"Jadilah!" maka terjadilah ia.
83. Maka
Mahasuci (Allah) yang di tangan-Nya kekuasaaan atas segala sesuatu dan
kepada-Nya kamu dikembalikan.”
Tafsir:
Bercerita
Mujahid, Ikrimah, Urwah bin Zubir, Assadi, dan Qatadah bahwa pada suatu hari
datanglah kepada Rasulullah Saw. seorang bernama Ubay bin Khalaf (salah satu
pemuka Quraisy yang masih musyrik) dengan membawa sepotong tulang yang sudah
kering, kemudian diremas-remaslah tulang itu di tangannya sampai hancur. Lalu
ditaburkan remasan tulang yang sudah hancur itu di udara seraya berkata kepada
Rasulullah yang menyaksikan tingkah lakunya itu, “Wahai Muhammad, apakah engkau
mengira bahwa Tuhan akan membangkitakan tulang-belulang menjadi makhluk hidup
kembali?” maka Rasulullah bersabda, “Ya, Allah akan mematikan engkau kemudian
membangkitkan engkau hidup kembali menghalaumu ke api neraka.”
Jawaban
Rasulullah yang tegas itu dipertegas lagi oleh wahyu Allah Swt. yang menurunkan
tiga ayat di atas, berfirmanlah Allah dalam ayat itu, “Apakah manusia yang
mengingkari hari kebangkitan tidak beriman kepada hari kiamat dan hari
pembalasan, tidak memperhatikan proses penciptaan dirinya yang telah diciptakan
dari setetes mani, dia lupa merenungkan kejadian dirinya sendiri ketika ia
bertanya siapakah yang dapat menghidupkan kembali tulang-belulang yang sudah
hancur luluh itu bahwa Tuhan yang telah berkuasa menjadikan dia dari sesuatu
yang tiada berkuasa pula menghidupkan tulang belulang yang sudah hancur luluh
itu kembali menjadi manusia yang utuh sebagaimana Dia telah mencitakannya
pertama kali, bukanlah dia juga yang menjadikan dari batang-batang pohon yang
hijau-hijau kayu-kayu yang dapat mengeluarkan api yang menyala-nyala?”
D.
SURAT AL-HADID AYAT 20
Terjemahan:
“Ketahuilah bahwa
sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan senda gurau, perhiasan
dan saling berbagga di antara kamu serta bermegah-megahan dalam harta dan anak
keturunan, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani;
kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian
menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari
Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan
yang palsu.(20)”
Tafsir:
Dalam ayat ke-20 dari
surat ini Allah menerangkan bentuk kehidupan dunia dalam tingkatannya sejak
kecil berupa main-main kemudian berubah menjadi hivuran, lalu perhiasan,
kecantikan dan ketampanan, berbangga-bangga, kemudian berbanyak-banyak harta
dan anak buah, jika telah mencapai usia cukup tua. Tidak berbeda dengan air
hujan yang di atas ladang atau kebun dan menumbuhkan berbagai tumbuhan yang
sangat menakjubkan orang-orang yang memperhatikannya, terutama orang-orang
kafir yang tidak mengenal akhirat, mereka sangat kagum melihat hasil yang didapat
dari kebun dan ladang itu, tapi kemudian tiba saatnya kebun itu mulai layu,
daun-daunnya menjadi kuning, lalu berguguran menjadi sampah. Itulah contoh dunia,
bagaimanapun indahnya akhirnya habis, rusak, dan binasa. Sedangkan di akhirat
ada siksa yang berat, keras, di samping ada pengampunan dan ridha Allah.
Sedang kehidupan dunia
hanyalah bekal kesenangan sementara bagaikan menipu bagi orang yang menyangka
akan dapat hidup kekal selamanya.
Allah berfirman dengan
nada menghina dan merendahkan perkara kehidupan dunia, “Bahwa sesungguhnya
kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan sesuatu yang melalaikan, perhiasan,
dan bermegah-megahan tentang banyaknya harta dan anak”. Hal-hal seperti inilah
yang dilakukan di dunia oleh penghuninya. Hal ini seperti firman-Nya,
“Dijadikan indah pada manusia kecintaan kepada apa-apa yang diinginkan, yaitu:
wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda
pilihan, binatang ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia
dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik.” (Q.S. An-Nisa: 14)
Kemudian Dia
mengumpamakan kehidupan dunia dengan kenikmatan yang akan sirna. Allah
berfirman, “seperti hujan” yaitu hujan yang datang setelah manusia berputus
asa. Hal ini seperti firmannya, “Dan dia-lah yang menurunkan hujan setelah
mereka putus asa.” (Q.S. Asy-Syura: 28).
Allah berfirman: “Yang
tanaman-tanamannya mengagumkan para petani.” Sebagaimana tanaman-tanaman itu
membuat para petani terkagum-kagum, demikian pula kehidupan dunia telah
membeuat orang-orang kafir terkagum-kagum, karena mereka itu adalah makhluk
paling rakus dan paling cenderung kepada kehidupan dunia. “Kemudian tanaman itu
menjadi kering, dan kamu lihat warnanya kuning, kemudian menjadi hancur.”
Demikian pula halnya dengan kehidupan dunia. Pertama muda belia, lalu menginjak
dewasa, kemudian menjadi lemah tak berdaya. Menginagat perumpamaan ini yaitu
dunia ibarat tanaman yang mulanya hijau lalu menguning kemudian hancur,
menunjukkan akan terhenti dan sirnanya kehidupan dunia tanpa diragukan lagi.
Dan hari akhirat pasti akan datang, tak mungkin dipungkiri lagi.
Allah memerintahkan
untuk mewaspadai kehidupan dunia dan mendorong untuk bergaul dengan kebaikan
yang ada padanya. Firman Allah: “Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan
ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya dan kehidupan dunia tidak lain hanyalah
kesenangan yang menipu.” Yaitu ridak ada lagi di akhirat kecuali siksa yang
keras atau ampunan dan keridhaan Allah. Adapun kehidupan dunia akan menipu
siapa saja yang bersandar kepadanya sebelum dia berkeyakinan tidak ada lagi
kehidupan selain kehidupan dunia dan di belakangnya tidak ada saat dimana ia
akan dikembalikan padahal kehidupan dunia itu pada hakiaktnya adalah hina dan
sedikit bila dibandingkan dengan kehidupan di akhirat.
E.
SURAT AL-HIJR AYAT 39-42
.
إِلَّا
عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ . قَالَ رَبِّ بِمَا أَغْوَيْتَنِي
لَأُزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِي الْأَرْضِ وَلَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ
لْغَاوِينَامِنَ تَّبَعَكَا مَنِ لَّاإِ سُلْطَانٌ عَلَيْهِمْ لَكَ لَيْسَ عِبَادِي إِنَّ . عَلَيَّ مُسْتَقِيمٌ صِرَاطٌ هَٰذَا قَالَ
Terjemahan:
“Ia (Iblis)
berkata, ‘Tuhanku, oleh karena Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, aku
pasti akan jadikan (kejahatan) terasa indah bagi mereka di bumi dan aku akan
menyesatkan mereka semuanya, (39) Kecuali hamba-hamba-Mu yang terpilih di
antara mereka.’ (40) Dia (Allah) berfirman, ‘ini adalah jalan yang lurus
(menuju) kepada-Ku. (41) sesungguhnya kamu (Iblis) tidak kuasa atas
hamba-hambaku, kecuali mereka yang mengikutimu, yaitu orang yang sesat.’(42)”
Tafsir:
Allah berfirman memberi tahu bahwa Iblis berkata
kepada-Nya, “Ya Tuhanku, oleh karena Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat,
maka aku pasti akan menyesatkan anak cucu Adam dengan membujuk mereka memandang
baik segala perbuatan maksiat dan mendorong mereka dengan segala tipu daya agar
mereka menjauhi segala perintah-Mu, dan pasti aku akan berhasil dalam usaha
penyesatanku kecuali terhadap beberapa hamba-Mu yang mukhlis yang telah
memperoleh taufiq dan hidayah untuk menaanti segala petunjuk dan perintah.”
Allah berfirman menjawab, “Ini adalah jalan yang lurus,
dan Aku menjaganya, dan sekali-kai engkau tidak mempunyai kekuasaan dan tidak
akan mendapat jalan utnuk membujuk dan menyesatkan hamba-Ku yang telah aku
karuniai taufiq dan hidayahku. Engkau hanya akan berkuasa dan mendapat jalan
untuk membujuk dan menyesatkan hamba-hambaku yang memang sudah aku takdirkan
tersesat dan tempat mereka kelak bersama engkau dan anak cucumu adalah di
jahannam yang mempunyai tujuh pintu, tiap-tiap pintu tersedia bagi segolongan
daripada pengikut-pengikut iblis.
DAFTAR PUSTAKA
Terjemah Singkat Ibnu Katsir Jilid 4, Cetakan
Pertama. 1988. Surabaya: PT Bina Ilmu
Terjemah Singkat Ibnu Katsir Jilid 6, Cetakan
Pertama. 1990. Surabaya: PT Bina Ilmu
Terjemah Singkat Ibnu Katsir Jilid 8, Edisi Revisi. 2004.
Surabaya: PT Bina Ilmu
Ar-Rifa’I,
Muhammad Nasib. 1989. Ringkasan Tafsir
Inbu Katsir (Taisiru
al-Aliyyul Qadir li Ikhtishari Tafsir Ibnu Katsir), Jilid 4. Riyadh: Maktabah Ma’arif.
al-Aliyyul Qadir li Ikhtishari Tafsir Ibnu Katsir), Jilid 4. Riyadh: Maktabah Ma’arif.
