#Attribution1 { height:0px; visibility:hidden; display:none }

MAKALAH KELOMPOK 4 : AYAT TENTANG AKHIRAT



A.    SURAT AL-A’LA AYAT 16-17

بَلْ تُؤْثِرُونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا ﴿١٦﴾ وَالْآخِرَةُ خَيْرٌ وَأَبْقَى ﴿١٧﴾
Terjemahan:
“Sedangkan kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan dunia, (16) Padahal kehidupan akhirat itu lebih baik dan lebih kekal. (17)”
Tafsir:
Allah Ta’ala berfirman, “tetapi kamu memilih kehidupan duniawi.” Yaitu, kamu lebih mementingkan kehidupan dunia daripada kehidupan akhirat dan kamu tampakkan sikap kamu itu dalam merangkul semua yang dapat memmberikan manfaaat dan kemaslahatn di dunia ini saja. “Sedang kehidupan akhirat itu adalah lebih baik dan lebih kekal,” yaitu pahala Allah di akhirat itu lebih baik daripada dunia, dan lebih kekal karena dunia itu akan hilang, sedangkan akhirat itu akan kekal abadi.
Maka bagimanakah seseorang yang berakal lebih mementingkan sesuatu yang akan lenyap daripada sesuatu yang kekal abadi? Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Abu  Musa Al Asy’ari bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa yang mencintai dunianya, dia akan menyengsarakan akhiratnya. Barang siapa yang sangat mencintai akhirat, ia akan menyengsarakan kehidupan dunianya. Maka utamakanlah yang lebih kekal daripada yang akan lenyap.” (Hadits riwayat Imam Ahmad).

B.     SURAT QAF AYAT 21-22




Terjemahan:
“Dan datanglah tiap-tiap diri, bersama dengan dia seorang malaikat penggiring dan seorang malaikat penyaksi. (21) Sesungguhnya kamu berada dalam keadaan lalai dari (hal) ini, maka Kami singkapkan daripadamu tutup (yang menutupi) matamu, maka penglihatanmu pada hari itu amat tajam. (22)”

Tafsir:
“Dan datanglah tiap-tiap diri, bersama dengan dia seorang malaikat penggiring dan seorang malaikat penyaksi.” Yaitu, malaikat yang akan menggiringnya ke padang  mahsyar dan malikat yang akan menjadi saksi terhadap semua amalannya. Inilah pengertian yang diambil dari zahir ayat. Pengertian ini pula yang dipilih oleh Ibnu Jarir. Telah diriwayatkan bahwa Yahya bin Rafi’ budak Tsaqif, berkata, “ aku mendengar Utsman bin Affan berkhutbah, kemudian membacakan ayat ini, ‘dan datanglah  tiap-tiap diri, bersama dengan dia seorang malaikat penggiring dan seorang malaikat penyaksi.’ Utsman mengatakan bahwa malaikat penggiring itu akan menggiring manusia kepada Allah SWT dan malaikat penyaksi akan bersaksi terhadap jiwa itu tentang apa yang telah dia perbuat.” Hal ini pula yang dikatakan oleh Mujahid, Qatadah, dan Ibnu Zaid.

C.     SURAT YASIN AYAT 78-83

وَضَرَبَ لَنَا مَثَلاً وَنَسِيَ خَلْقَهُ قَالَ مَنْ يُحْيِي الْعِظَامَ وَهِيَ رَمِيمٌ ﴿٧٨﴾ قُلْ يُحْيِيهَا الَّذِي أَنشَأَهَا أَوَّلَ مَرَّةٍ وَهُوَ بِكُلِّ خَلْقٍ عَلِيمٌ ﴿٧٩﴾ الَّذِي جَعَلَ لَكُم مِّنَ الشَّجَرِ الْأَخْضَرِ نَاراً فَإِذَا أَنتُم مِّنْهُ تُوقِدُونَ ﴿٨٠﴾ أَوَلَيْسَ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ بِقَادِرٍ عَلَى أَنْ يَخْلُقَ مِثْلَهُم بَلَى وَهُوَ الْخَلَّاقُ الْعَلِيمُ ﴿٨١﴾
بِيَدِهِ لَّذِيا فَسُبْحَانَ (٨٢) فَيَكُونُ كُنْ لَهُ يَقُولَ أَنْ شَيْئًا أَرَادَ إِذَا أَمْرُهُ إِنَّمَا 
(٨٣)تُرْجَعُونَ وَإِلَيْهِ شَيْءٍ كُلِّ مَلَكُوتُ
Terjemahan:
“ 78. Dan dia membuat perumpamaan bagi Kami; dan dia lupa kepada kejadiannya; ia berkata: "Siapakah yang dapat menghidupkan tulang belulang, yang telah hancur luluh?"
79. Katakanlah: "Ia akan dihidupkan oleh Tuhan yang menciptakannya kali yang pertama. Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk,
80. yaitu Tuhan yang menjadikan untukmu api dari kayu yang hijau, maka tiba-tiba kamu nyalakan (api) dari kayu itu."
81. Dan tidakkah Tuhan yang menciptakan langit dan bumi itu berkuasa menciptakan kembali jasad-jasad mereka yang sudah hancur itu? Benar, Dia berkuasa. Dan Dialah Maha Pencipta lagi Maha Mengetahui.
82. Sesungguhnya perintah-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: "Jadilah!" maka terjadilah ia.
83. Maka Mahasuci (Allah) yang di tangan-Nya kekuasaaan atas segala sesuatu dan kepada-Nya kamu dikembalikan.”

Tafsir:
Bercerita Mujahid, Ikrimah, Urwah bin Zubir, Assadi, dan Qatadah bahwa pada suatu hari datanglah kepada Rasulullah Saw. seorang bernama Ubay bin Khalaf (salah satu pemuka Quraisy yang masih musyrik) dengan membawa sepotong tulang yang sudah kering, kemudian diremas-remaslah tulang itu di tangannya sampai hancur. Lalu ditaburkan remasan tulang yang sudah hancur itu di udara seraya berkata kepada Rasulullah yang menyaksikan tingkah lakunya itu, “Wahai Muhammad, apakah engkau mengira bahwa Tuhan akan membangkitakan tulang-belulang menjadi makhluk hidup kembali?” maka Rasulullah bersabda, “Ya, Allah akan mematikan engkau kemudian membangkitkan engkau hidup kembali menghalaumu ke api neraka.”
Jawaban Rasulullah yang tegas itu dipertegas lagi oleh wahyu Allah Swt. yang menurunkan tiga ayat di atas, berfirmanlah Allah dalam ayat itu, “Apakah manusia yang mengingkari hari kebangkitan tidak beriman kepada hari kiamat dan hari pembalasan, tidak memperhatikan proses penciptaan dirinya yang telah diciptakan dari setetes mani, dia lupa merenungkan kejadian dirinya sendiri ketika ia bertanya siapakah yang dapat menghidupkan kembali tulang-belulang yang sudah hancur luluh itu bahwa Tuhan yang telah berkuasa menjadikan dia dari sesuatu yang tiada berkuasa pula menghidupkan tulang belulang yang sudah hancur luluh itu kembali menjadi manusia yang utuh sebagaimana Dia telah mencitakannya pertama kali, bukanlah dia juga yang menjadikan dari batang-batang pohon yang hijau-hijau kayu-kayu yang dapat mengeluarkan api yang menyala-nyala?”

D.    SURAT AL-HADID AYAT 20
Terjemahan:
“Ketahuilah bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan senda gurau, perhiasan dan saling berbagga di antara kamu serta bermegah-megahan dalam harta dan anak keturunan, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang palsu.(20)”
Tafsir:
Dalam ayat ke-20 dari surat ini Allah menerangkan bentuk kehidupan dunia dalam tingkatannya sejak kecil berupa main-main kemudian berubah menjadi hivuran, lalu perhiasan, kecantikan dan ketampanan, berbangga-bangga, kemudian berbanyak-banyak harta dan anak buah, jika telah mencapai usia cukup tua. Tidak berbeda dengan air hujan yang di atas ladang atau kebun dan menumbuhkan berbagai tumbuhan yang sangat menakjubkan orang-orang yang memperhatikannya, terutama orang-orang kafir yang tidak mengenal akhirat, mereka sangat kagum melihat hasil yang didapat dari kebun dan ladang itu, tapi kemudian tiba saatnya kebun itu mulai layu, daun-daunnya menjadi kuning, lalu berguguran menjadi sampah. Itulah contoh dunia, bagaimanapun indahnya akhirnya habis, rusak, dan binasa. Sedangkan di akhirat ada siksa yang berat, keras, di samping ada pengampunan dan ridha Allah.
Sedang kehidupan dunia hanyalah bekal kesenangan sementara bagaikan menipu bagi orang yang menyangka akan dapat hidup kekal selamanya.
Allah berfirman dengan nada menghina dan merendahkan perkara kehidupan dunia, “Bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan sesuatu yang melalaikan, perhiasan, dan bermegah-megahan tentang banyaknya harta dan anak”. Hal-hal seperti inilah yang dilakukan di dunia oleh penghuninya. Hal ini seperti firman-Nya, “Dijadikan indah pada manusia kecintaan kepada apa-apa yang diinginkan, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik.” (Q.S. An-Nisa: 14)
Kemudian Dia mengumpamakan kehidupan dunia dengan kenikmatan yang akan sirna. Allah berfirman, “seperti hujan” yaitu hujan yang datang setelah manusia berputus asa. Hal ini seperti firmannya, “Dan dia-lah yang menurunkan hujan setelah mereka putus asa.” (Q.S. Asy-Syura: 28).
Allah berfirman: “Yang tanaman-tanamannya mengagumkan para petani.” Sebagaimana tanaman-tanaman itu membuat para petani terkagum-kagum, demikian pula kehidupan dunia telah membeuat orang-orang kafir terkagum-kagum, karena mereka itu adalah makhluk paling rakus dan paling cenderung kepada kehidupan dunia. “Kemudian tanaman itu menjadi kering, dan kamu lihat warnanya kuning, kemudian menjadi hancur.” Demikian pula halnya dengan kehidupan dunia. Pertama muda belia, lalu menginjak dewasa, kemudian menjadi lemah tak berdaya. Menginagat perumpamaan ini yaitu dunia ibarat tanaman yang mulanya hijau lalu menguning kemudian hancur, menunjukkan akan terhenti dan sirnanya kehidupan dunia tanpa diragukan lagi. Dan hari akhirat pasti akan datang, tak mungkin dipungkiri lagi.
Allah memerintahkan untuk mewaspadai kehidupan dunia dan mendorong untuk bergaul dengan kebaikan yang ada padanya. Firman Allah: “Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya dan kehidupan dunia tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” Yaitu ridak ada lagi di akhirat kecuali siksa yang keras atau ampunan dan keridhaan Allah. Adapun kehidupan dunia akan menipu siapa saja yang bersandar kepadanya sebelum dia berkeyakinan tidak ada lagi kehidupan selain kehidupan dunia dan di belakangnya tidak ada saat dimana ia akan dikembalikan padahal kehidupan dunia itu pada hakiaktnya adalah hina dan sedikit bila dibandingkan dengan kehidupan di akhirat.

E.     SURAT AL-HIJR AYAT 39-42


 . إِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ  . قَالَ رَبِّ بِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأُزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِي الْأَرْضِ وَلَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ
لْغَاوِينَامِنَ تَّبَعَكَا مَنِ لَّاإِ سُلْطَانٌ عَلَيْهِمْ لَكَ لَيْسَ عِبَادِي إِنَّ  .  عَلَيَّ مُسْتَقِيمٌ صِرَاطٌ هَٰذَا قَالَ



Terjemahan:
“Ia (Iblis) berkata, ‘Tuhanku, oleh karena Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, aku pasti akan jadikan (kejahatan) terasa indah bagi mereka di bumi dan aku akan menyesatkan mereka semuanya, (39) Kecuali hamba-hamba-Mu yang terpilih di antara mereka.’ (40) Dia (Allah) berfirman, ‘ini adalah jalan yang lurus (menuju) kepada-Ku. (41) sesungguhnya kamu (Iblis) tidak kuasa atas hamba-hambaku, kecuali mereka yang mengikutimu, yaitu orang yang sesat.’(42)”

Tafsir:
Allah berfirman memberi tahu bahwa Iblis berkata kepada-Nya, “Ya Tuhanku, oleh karena Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, maka aku pasti akan menyesatkan anak cucu Adam dengan membujuk mereka memandang baik segala perbuatan maksiat dan mendorong mereka dengan segala tipu daya agar mereka menjauhi segala perintah-Mu, dan pasti aku akan berhasil dalam usaha penyesatanku kecuali terhadap beberapa hamba-Mu yang mukhlis yang telah memperoleh taufiq dan hidayah untuk menaanti segala petunjuk dan perintah.”
Allah berfirman menjawab, “Ini adalah jalan yang lurus, dan Aku menjaganya, dan sekali-kai engkau tidak mempunyai kekuasaan dan tidak akan mendapat jalan utnuk membujuk dan menyesatkan hamba-Ku yang telah aku karuniai taufiq dan hidayahku. Engkau hanya akan berkuasa dan mendapat jalan untuk membujuk dan menyesatkan hamba-hambaku yang memang sudah aku takdirkan tersesat dan tempat mereka kelak bersama engkau dan anak cucumu adalah di jahannam yang mempunyai tujuh pintu, tiap-tiap pintu tersedia bagi segolongan daripada pengikut-pengikut iblis.



DAFTAR PUSTAKA
Terjemah Singkat Ibnu Katsir Jilid 4, Cetakan Pertama. 1988. Surabaya: PT Bina Ilmu
Terjemah Singkat Ibnu Katsir Jilid 6, Cetakan Pertama. 1990. Surabaya: PT Bina Ilmu
Terjemah Singkat Ibnu Katsir Jilid 8, Edisi Revisi. 2004. Surabaya: PT Bina Ilmu
Ar-Rifa’I, Muhammad Nasib. 1989. Ringkasan Tafsir Inbu Katsir (Taisiru
al-Aliyyul Qadir li Ikhtishari Tafsir Ibnu Katsir
), Jilid 4. Riyadh: Maktabah Ma’arif.

This entry was posted on Saturday, December 7, 2013 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. You can leave a response.

Leave a Reply

Powered by Blogger.